• Rabu, 27 September 2023

Simak Fakta Lain Tentang Ancik, Kades di Matim yang Mati Gantung Diri

- Rabu, 25 Mei 2022 | 15:22 WIB
Foto: Ilustrasi. || Dok. NTT Media Express
Foto: Ilustrasi. || Dok. NTT Media Express

NTT Express, MATIM - Benyamin Fansi Ardi Antang (29), Kepala Desa (Kades) Benteng Rampas, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) ditemukan tidak bernyawa, pada Rabu (25/05/2022), sekitar pukul 09:00 WITA.

Informasi yang dihimpun media ini, diketahui, Kepala Desa termuda di Matim yang disapa Ancik itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan, "Dia gantung diri di atas salah satu pohon," kata Leon, warga setempat. 

Baca Juga: Kolaborasi Cegah Stunting, YPK, GBI, dan Apotek Sera Medika Gelar Baksos di Desa Pocong

Satu sumber lain juga menyebutkan, Ancik ditemukan gantung gantung diri di kebun yang jaraknya tidak jauh dari pemukiman warga.

"Bukan bunuh diri dalam kamar/ruangan. Kejadiannya di kebun, jarak kurang lebih 300 - 400 meter. Ada saksi, orang yang melihat pertama kali kejadian itu. Ancik dalam keadaan gantung diri, lalu anak itu teriak," tulis sumber nttmediaexpress.com itu. 

Baca Juga: Bupati Matim Beri Penghargaan Kepada Atlit Kempo NTT Peraih 2 Emas 1 Perak di Tunisia

Fakta lain yang menarik untuk disimak dibalik kematian Kades Benteng Rampas itu adalah tentang lika-liku hidupannya sebagai seorang yatim pintu, semenjak kehilangan orangtuanya hingga mengawali karir sebagai Kepala Desa termuda di Manggarai Timur.

Mengutip Suara Nusantara, dalam berita berjudul, "Kisah Fansi, Kades Termuda Manggarai Timur yang dari Kecil Yatim Piatu" diketahui, Fansi alias Ancik adalah pria kelahiran kampung Lagos, Manggarai Timur, NTT pada 16 Juni 1994. 

Baca Juga: Atlet Kempo NTT Peraih Emas dan Perak di Tunisia Bercita-cita Masuk Sekolah Akpol

Pada usia 4 tahun, Ancik harus kehilangan sosok ayah. Ini tentu membuatnya sangat terluka. Sejak saat itu, Ancik dibesarkan oleh sang ibu. Berbeda dengan anak-anak lain di usianya, Fansi jarang bermain dan lebih memilih membantu pekerjaan ibunya di rumah. 

Ancik semakin terpukul kala dia menginjak umur remaja, 14 tahun. Sosok Ibu yang telah membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang baik, pergi selamanya. Kehilangan kedua orang tua tentang teramat berat bagi si Ancik kecil.

Baca Juga: Kodim 1612 Manggarai Resmikan Pompa Air Hidram Banpres Jokowi di Compang Necak

Merantau Ke Surabaya

Hidup tanpa kedua orang tua, memaksa Ancik harus mandiri sejak kecil. Memasuki usia 15 tahun atau setelah tamat SMP, Ia bekerja dibantu orang-orang sekitarnya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dan melanjutkan sekolahnya ke SMA. 

Setelah menyelesaikan pendidikan pada jenjang SMA, Ia merantau ke Surabaya dan bekerja disana selama kurang lebih 6 tahun. Ancik akhirnya memilih pulang kampung pada 2020 lalu dan mulai mengembara di dunia politik sebagai Sekretaris Desa Benteng Rampas.

Halaman:

Editor: Yohanes Marto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Tabrak Truk, Pelajar SMA di Sikka Meregang Nyawa

Sabtu, 29 Juli 2023 | 09:49 WIB
X