Kawal Pemilu Berintegritas, CEO ProMedia: Jurnalis Junjung Independensi dan Netralitas Media

- Sabtu, 19 November 2022 | 08:17 WIB
Hadir sebagai narasumber Media KPU RI   di Media Center KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat, (18/11/2022), CEO ProMedia Agus Sulistriyono mengatakan Jurnalis Junjung Netralitas dan Independensi Media dalam proses Pemilu 2024. || Foto: Dok. Pro Media
Hadir sebagai narasumber Media KPU RI di Media Center KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat, (18/11/2022), CEO ProMedia Agus Sulistriyono mengatakan Jurnalis Junjung Netralitas dan Independensi Media dalam proses Pemilu 2024. || Foto: Dok. Pro Media

nttmediaexpress.com | Chief Engineering Officer , atau CEO ProMedia Teknologi Indonesia, Agus Sulistriyono mengatakan, secara prinsip wartawan atau jurnalis tidak dilarang untuk memiliki pilihan politik dalam proses Pemilihan Umum (Pemilu 2024).

Baca Juga: Dewan Pers Bersama Polri Berkomitmen Cegah Polarisasi Isu Jelang Pemilu 2024

Namun dalam mengawal politik Pemilu 2024, profesionalisme jurnalis harus dijaga dengan menjunjung prinsip tinggi Independensi dan Netralitas Media.

"Wartawan itu tidak dilarang punya pilihan politik, tidak, tapi tidak boleh dilihat-lihatin," ungka Agus Sulistriyono.

Baca Juga: Pemilu 2024, Mahfud MD : Apapun Yang KPU Lakukan, Akan Ada Yang Gugat

Pelelangan itu oleh CEO ProMedia saat diundang sebagai narasumber dalam Media Gathering Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) bertajuk 'Penguatan Sumber Daya Penyelenggara Pemilu dalam Pelaksanaan Demokrasi 2024'  berlangsung di Media Center KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat, (18/11/ 2022).

Atas kesehatan tersebut, CEO ProMedia Agus Sulistriyono, sapaan akrab Sulis itu, mengisah pengalaman pada saat ia masih menjadi pemimpin redaksi di sejumlah jaringan media Kompas Gramedia (KG) beberapa tahun lalu.

Baca Juga: Dinilai beri sinyal dukungan politik terhadap Prabowo di Pilpres 2024, Jokowi: Saya ngomong juga nggak apa-apa

Pada saat itu, ia bahkan meminta para Jurnalis untuk berhati-hati dalam memposting di media sosial demi menjaga prinsip netralitas dan independensi tersebut.

Pilihan politik seorang Jurnalis seharusnya menyembunyikan atau tidak diketahui orang karena mengikatkan diri pada kode etik pers.

"Jangan sampai kelihatan pilihannya, sebenarnya (seorang jurnalis) pasti sudah punya pilihan (politik), tapi sebaiknya diam saja," ujarnya.

Baca Juga: Berikut 83 jabatan strategi pekerja bidang IT tahun 2022 dengan kisaran gaji mencapai Rp 300 juta per bulan

Sulis mengingatkan bahwa profesi sebagai Jurnalis itu harus memiliki integritas dasar. Ia menegaskan bahwa integritas dasar itu akan bermuara pada independensi dan netralitas.

"Basicnya memang harus integritas dewan itu sendiri. Kalau wartawan itu niatnya tidak baik, itu fakta A bisa jadi B. Jadi ini (integritas) yang paling penting dari segalanya, niat wartawan itu sendiri," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Sulis juga menjelaskan tren industri media masa depan adalah berkolaborasi dan berkelompok.

Halaman:

Editor: Yohanes Marto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X