NTT Express, JAKARTA - Puluhan calon haji furoda asal Indonesia hanya bisa gigit jari usai dideportasi pemerintahan Arab Saudi karena visa perjalanan haji yang mereka kantongi diketahui merupakan visa ilegal.
Peristiwa itu terjadi ketika puluhan calon haji furoda asal Indonesia itu diperiksa petugas imigrasi di bandara King Abdullah, Mekkah, Arab Saudi. Saat diperiksa, pihak imigrasi menemukan vida perjalanan yang mereka gunakan tidak sesuai dengan data diri para calon haji, Mereka menggunakan visa haji Singapura dan visa haji Malaysia. Bukan visa haji Indonesia.
Baca Juga: Misi Kemanusiaan Stefanus Gandi Institut Terus Menyasar Rumah Ibadah di NTT

Akibat kejadian tersebut, pihak imigrasi Arab Saudi langsung mendeportasi calon haji furoda kembali Indonesia. Mirisnya, puluhan calon haji tersebut tidak pernah menduga bahwa mereka telah ditipu oleh perusahaan yang mengantarkan mereka ke tanah suci Mekkah.
Haji furoda adalah calon haji yang datang ke tanah suci Mekkah atas undangan dari pemerintah Arab Saudi. Pelaksanaan haji furoda sendiri dilakukan tanpa melibatkan pemerintah Indonesia melainkan dilakukan secara mandiri oleh pengelola Travel Umroh.
Baca Juga: Pesan Merawat Toleransi di Manggarai Timur Lewat Event MTQ 2022
Visa yang dipakai yaitu mengungkapkan visa Mujamalah atau visa undangan bagi setiap negara yang memiliki kuota calon haji furoda. Dengan menjadi haji furoda, jemaah calon haji tidak perlu lagi untuk mengantri selama belasan atau bahkan puluhan tahun.
Artikel Terkait
Misi Kemanusiaan Stefanus Gandi Institut Terus Menyasar Rumah Ibadah di NTT
Kolaborasi Cegah Stunting, YPK, GBI, dan Apotek Sera Medika Gelar Baksos di Desa Pocong
Anggota Komisi II DPRD Provinsi NTT Sumbang 200 Zak Semen untuk Gereja dan Masjid di Matim
Pesan Merawat Toleransi di Manggarai Timur Lewat Event MTQ 2022
Sebelum Jadi Polemik SARA, Rendang Pernah Masuk Daftar Makanan Terlezat Nomor Wahid Versi CNN
Jelang Idul Adha 1443 H, Tim QC Dompet Dhuafa Pastikan Kualitas Hewan Kurban di NTT Aman
Pemuda Katolik: Indonesia Memberikan Keteladanan Persaudaraan di Dunia Tanpa Perang